Program Makan Bergizi Gratis di Kotim Dimulai, 19 Sekolah di Mentawa Baru Ketapang Jadi Sasaran Awal

|
<p>Rapat koordinasi pelaksanaan program MBG di Kotim, baru-baru ini. </p>

Rapat koordinasi pelaksanaan program MBG di Kotim, baru-baru ini. 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) resmi dimulai dengan menyasar 19 sekolah di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi para peserta didik di Kotim.

Pemilihan sekolah dilakukan dengan mempertimbangkan jarak dari dapur umum yang berada di Jalan Jeruk 1 Sampit, dengan radius maksimal 6 kilometer. Hal ini dilakukan untuk memastikan makanan bergizi dapat disajikan dalam kondisi segar dan sesuai standar.

“Kami menyertakan sekolah dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD, SMP, SMA/SMK, madrasah, pondok pesantren, hingga SLB,” jelas Camat Mentawa Baru Ketapang, Irpansyah. 

Total ada 3.042 peserta didik yang akan menerima manfaat dari program ini di tahap awal. Dapur umum yang digunakan memiliki kapasitas hingga 3.500 porsi per hari, termasuk untuk ibu hamil dan menyusui. Namun, keterbatasan radius distribusi menjadi tantangan, karena makanan bergizi harus dikirim dalam kondisi segar.

Maulina, perwakilan Badan Gizi Nasional menyebut bahwa berdasarkan perhitungan Badan Gizi Nasional, makanan bergizi harus dikirim dalam waktu kurang dari 30 menit untuk menjaga kualitas gizi. 

Sementara itu, Pj. Sekda Kotim Sanggul Lumban Gaol, mengungkapkan bahwa program ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak sekolah di Kotim. Pihaknya bahkan mendorong agar vendor yang terlibat dalam program ini membangun dapur umum di lokasi baru, di luar radius 6 kilometer dari dapur yang sudah ada, untuk memperluas cakupan distribusi makanan bergizi. 

Selain itu, Pemerintah Kotim juga tengah menyiapkan lahan pertanian untuk mendukung suplai bahan makanan segar ke dapur umum, terutama sayuran. “Langkah ini akan mendukung keberlanjutan program makan bergizi gratis,” kata Sanggul.

Program makan bergizi gratis ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas gizi peserta didik, tetapi juga menggerakkan sektor pertanian dan meningkatkan sinergi antara pemerintah daerah, Badan Gizi Nasional, serta para pelaku usaha lokal. (dk)