Pakaian Adat Nusantara Saat Peringatan HUT Kotim ke-72 : Mempererat Persatuan dalam Keberagaman

<p>Penjabat yang menghadiri upacara peringatan HUT Kotim ke-72 mengenakan baju adat dari berbagi daerah di Indonesia, Selasa (7/1/2025).</p>
Penjabat yang menghadiri upacara peringatan HUT Kotim ke-72 mengenakan baju adat dari berbagi daerah di Indonesia, Selasa (7/1/2025).
Bagikan

TINTABORNEO, Sampit – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang digelar pada 7 Januari 2025, tidak hanya menyajikan acara meriah, tetapi juga menunjukkan keberagaman budaya Indonesia melalui pakaian adat yang dikenakan oleh para pejabat dan peserta. Tema “Eratkan Persatuan, Lanjutkan Pembangunan” tercermin jelas dalam pemilihan pakaian adat yang digunakan, menggambarkan kekayaan budaya Nusantara.

Ramadansyah, Koordinator Zona Dua pelaksana peringatan HUT Kotim, menjelaskan bahwa pemakaian pakaian adat ini sudah disepakati melalui surat instruksi Bupati Kotim, yang menginginkan para pejabat mengenakan pakaian adat Nusantara. 

“Kami diberi kebebasan untuk mengenakan pakaian adat sesuai daerah masing-masing, baik itu adat Dayak, Jawa, Madura, Banjar, atau lainnya. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap keragaman budaya kita,” jelas Ramadansyah, Selasa (7/1/2025).

Dalam peringatan kali ini, berbagai pakaian adat dari seluruh Indonesia tampak berwarna-warni. Ramadansyah sendiri mengenakan pakaian adat Banjar, sementara Wakil Bupati Kotim, Irawati, juga memilih busana adat Banjar yang menambah nuansa tradisional pada acara tersebut. Komandan upacara mengenakan baju adat Dayak, sedangkan Camat Cempaga Ady Candra selaku tuan rumah memilih pakaian adat Papua. 

“Saya terinspirasi setelah melihat tayangan pakaian adat Papua di televisi, bajunya keren, jadi saya hunting dan akhirnya cocok dikenakan,” ujar Ady Candra dengan senyum bangga.

Selain pakaian adat Dayak, Banjar, dan Papua, tampak juga pejabat lain yang mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah seperti Betawi, Aceh, Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan banyak lagi. Meskipun berbeda-beda, keberagaman ini menunjukkan persatuan yang kuat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

“Walau berbeda-beda, kami tetap satu. Pakaian adat ini mencerminkan keberagaman budaya Indonesia yang begitu kaya, namun tetap bersatu dalam semangat membangun Kotim yang lebih baik,” ungkap Ady. 

Perayaan HUT Kotim ke-72 kali ini semakin istimewa dengan adanya penghargaan terhadap keberagaman budaya yang tercermin dalam pakaian adat yang digunakan. Selain menjadi simbol persatuan, pakaian adat ini juga memperkaya makna dari tema yang diangkat, yaitu “Eratkan Persatuan, Lanjutkan Pembangunan”. (dk)