Evakuasi Kapal Wisata Susur Sungai di Sampit Dimulai, Diharapkan Segera Diperbaiki

|
<p>Kapal wisata susur Sungai Mentaya yang tenggelam dalam proses evakuasi pengangkatan, Sabtu (25/1/2025).</p>

Kapal wisata susur Sungai Mentaya yang tenggelam dalam proses evakuasi pengangkatan, Sabtu (25/1/2025).


TINTABORNEO.COM, Sampit – Proses evakuasi kapal wisata susur sungai milik pemerintah daerah yang tenggelam di dermaga kawasan PPM Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih terus dilakukan. Evakuasi kapal tersebut telah dilakukan sejak Jumat (24/1) kemarin. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kotawaringin Timur, Bima Ekawardhana, memantau langsung proses evakuasi kapal yang diharapkan dapat kembali beroperasi mendukung sektor pariwisata, Sabtu (25/1). Kapal wisata susur Sungai Mentaya yang tenggelam pada Selasa (21/1) dini hari akibat kebocoran lambung kapal ini tengah diangkat menggunakan metode yang melibatkan penyelam tradisional. 

“Kami berharap kapal ini bisa segera timbul dan setelah itu kami bawa ke seberang untuk diperbaiki. Kami melibatkan penyelam tradisional yang sudah ahli dalam bidang ini, sehingga proses evakuasi bisa lebih efektif,” ungkap Bima saat meninjau lokasi evakuasi.

Proses evakuasi diperkirakan akan berlangsung selama sekitar empat hari, dengan cuaca yang diharapkan mendukung kelancaran pengangkatan kapal. “Menurut tim yang terlibat, evakuasi ini bisa memakan waktu sekitar empat hari, tergantung cuaca. Semoga cuaca mendukung sehingga kapal bisa segera timbul,” lanjut Bima.

Saat ini, kapal yang tenggelam telah mulai tampak atapnya, menandakan kemajuan signifikan dalam proses evakuasi. “Seperti yang kita lihat sekarang, atap kapal sudah mulai kelihatan. Mudah-mudahan, besok kapal sudah bisa sepenuhnya timbul, sehingga kami bisa segera membawanya ke seberang untuk diperbaiki,” tambahnya.

Proses evakuasi dilakukan dengan memasang 60 drum plastik yang ditanam di bawah kapal untuk membantu proses pengangkatan. Metode ini diyakini akan cukup efektif dalam mengangkat kapal tenggelam agar dapat timbul kembali. 

“Kami menggunakan 60 drum plastik yang diposisikan di bawah kapal untuk membantu mengangkat kapal ini. Insha Allah, kapal bisa naik dengan sendirinya,” ujar Bima.

Evakuasi dilakukan bahkan hingga malam hari untuk memastikan kapal bisa segera terangkat. Tim evakuasi juga terus mengamati kondisi air di sekitar kapal agar proses pengangkatan dapat dilakukan dengan aman dan efektif. 

“Mereka bekerja hingga lembur, mengamati kondisi air dan memastikan kapal bisa diangkat dengan lancar,” jelas Bima.

Kapal wisata susur sungai yang tenggelam ini memiliki nilai sekitar Rp800 juta, termasuk dengan barang-barang yang ada di dalamnya, sesuai dengan catatan inventaris barang dinas. Tenggelamnya kapal ini tentunya berdampak pada sektor pariwisata daerah, apalagi kapal tersebut beroperasi untuk mengangkut wisatawan.

Dengan proses evakuasi yang sedang berjalan, pemerintah daerah berharap kapal tersebut dapat segera diperbaiki dan kembali beroperasi untuk mendukung sektor pariwisata Kotawaringin Timur. 

“Kami harap kapal ini bisa segera diperbaiki dan kembali melayani wisatawan, karena kapal ini sangat penting untuk menunjang pariwisata kita,” tutup Bima. (dk)