Bupati Kotim Gencarkan Pengembangan Bandara Haji Asan Sampit 

|
<p>Bupati Kotim, Halikinnor didampingi Wabup Kotim, Irawati saat diwawancarai awak media, belum lama ini. </p>

Bupati Kotim, Halikinnor didampingi Wabup Kotim, Irawati saat diwawancarai awak media, belum lama ini. 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus berupaya untuk mengembangkan Bandara Haji Asan Sampit agar dapat tetap beroperasi di tengah perkembangan zaman, terutama dalam menghadapi kemungkinan pembatasan operasional pesawat klasik.

“Saat ini, bandara kita hanya mampu menampung pesawat jenis klasik, seperti Boeing 737-500. Jika pesawat jenis ini dilarang beroperasi oleh Kementerian Perhubungan, kita perlu memikirkan langkah selanjutnya agar bandara ini tetap dapat berfungsi,” kata Bupati Kotim, H Halikinnor, Rabu (29/1/2025). 

Pemkab Kotim telah beberapa kali bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk Kementerian Perhubungan, untuk menyuarakan pentingnya proyek ini. Bahkan, Bupati Kotim secara langsung terlibat dalam upaya tersebut. 

“Kami berharap, meskipun pesawat seperti itu sulit ditemukan lagi, kita masih bisa memaksimalkan potensi yang ada dengan mengupayakan maskapai lain seperti TransNusa atau Susi Air,” katanya.

Dengan jumlah penduduk terbesar di Kalimantan Tengah, lebih dari 440.000 jiwa, dan memiliki potensi ekonomi yang terus berkembang, terutama di sektor perkebunan kelapa sawit dan pertambangan. Hal ini menunjukkan Kotim memiliki potensi besar dalam meningkatkan layanan penerbangan. 

“Sebagai pintu gerbang perekonomian Kalimantan Tengah, pengembangan bandara ini sangat penting untuk mendukung mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat,” ujarnya. 

Seiring dengan hal tersebut, Pemkab Kotim juga telah memulai proses pembebasan lahan untuk memindahkan gedung Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) guna pelebaran runway. Langkah ini merupakan bagian dari pengembangan bertahap Bandara Haji Asan Sampit, yang sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan.

Halikinnor mengatakan, salah satu fokus utama dalam pengembangan bandara adalah memperpanjang dan memperlebar runway, serta meningkatkan kapasitas Pavement Classification Number (PCN) agar dapat menampung pesawat yang lebih besar. 

“Untuk saat ini, pemindahan gedung PKP-PK sangat mendesak agar pesawat besar bisa manuver dengan aman di runway yang ada,” pungkasnya. (ri)