170 Sambungan Air Bersih di Kotim Butuh Perbaikan, Dinas Cipta Karya Ajukan Anggaran Rp850 Juta

TINTABORNEO.COM, Sampit – Masalah kekurangan air bersih masih menjadi permasalahan yang dihadapi masyarakat di wilayah selatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Tercatat ada 170 sambungan rumah (SR) air bersih di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan yang membutuhkan perbaikan.
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Kotim, Rafiq Riswandi, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengajukan anggaran sebesar Rp850 juta untuk menyelesaikan permasalahan ini.
“Pada 2024, dari total 220 SR yang tidak berfungsi, kami sudah berhasil memperbaiki 50 SR dan membangun 9 SR baru,” kata Rafiq.
Namun menurutnya masih ada 170 SR yang memerlukan perbaikan, dan untuk itu pihaknya memerlukan dukungan anggaran. Rafiq menjelaskan bahwa kebutuhan anggaran perbaikan satu SR mencapai Rp5 juta. Usulan anggaran ini telah disampaikan kepada Bupati Kotim, Halikinnor, yang disebut memberikan perhatian khusus terhadap program pemenuhan kebutuhan air bersih di daerah tersebut.
“Fokus utama program ini adalah wilayah selatan Kotim, yang meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut, dan Teluk Sampit,” jelas Rafiq.
Empat kecamatan tersebut dikenal rawan kekeringan, terutama saat musim kemarau, sehingga kebutuhan air bersih menjadi sangat mendesak.
Dinas Cipta Karya bersama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Mentaya telah melakukan survei di lapangan untuk memetakan kebutuhan perbaikan. Data yang terkumpul menunjukkan perincian teknis perbaikan, sehingga pelaksanaan bisa segera dilakukan jika anggaran tersedia.
Rafiq berharap perbaikan 170 SR ini bisa dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2025 atau APBD 2026. Pihaknya yakin program ini bisa segera terealisasi karena kebutuhan air bersih merupakan prioritas utama bagi masyarakat di wilayah selatan.
“Perbaikan sambungan air bersih ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang bagi masyarakat yang selama ini menghadapi kesulitan air bersih, terutama pada masa-masa kritis seperti musim kemarau,” tandasnya. (dk)