DWP Prihatin Wanita di Kotim Rentan Stres

<p>DWP Kotim gelar seminar kesehatan mental pada hari puncak HUT DWP ke-25, Rabu (11/12).</p>
DWP Kotim gelar seminar kesehatan mental pada hari puncak HUT DWP ke-25, Rabu (11/12).
Bagikan

TINTABORNEO, Sampit – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyelenggarakan seminar tentang manajemen stres untuk kesehatan mental anggota DWP dalam rangkaian peringatan HUT ke-25 DWP Kotim, Rabu (11/12). Seminar ini dihadirkan untuk menjawab permasalahan kesehatan mental  yang semakin sering terjadi, terutama di kalangan perempuan di Kotim.

Ketua Panitia Penyelenggara HUT DWP ke-25, Hesty Mentana, mengatakan  bahwa  seminar  manajemen stres ini diadakan untuk menjawab kebutuhan  anggota  DWP dalam  menjaga  kesehatan  mental  mereka.

“Kami  menyadari  bahwa  fondasi  yang  paling  dasar  adalah  kekuatan  dari  para  ibu.  Sebagai  anggota  DWP,  kita  berusaha  menjadi  istri  yang  mendampingi  suami  sebagai  ASN  dalam  keadaan  suka  maupun  duka,  dan  untuk  itu, kita  harus kuat mental dan fisik,” ujarnya.

Hesty  menambahkan  bahwa  seminar  ini  merupakan  bagian  dari  rangkaian  kegiatan  HUT  DWP  ke-25  yang  telah  dimulai  sejak  9  November  2024.  Rangkaian kegiatan tersebut meliputi bakti  sosial,  lomba,  donor  darah,  pemeriksaan  IVA  test,  dan  anjangsana.

“Harapannya,  melalui  seminar  ini,  para  anggota  DWP  dapat  belajar  memanajemen  stres  untuk  menjaga  kesehatan  mental  mereka.  Ibu-ibu  harus  tetap  kuat  dan sehat,  baik mental maupun fisik, dalam mendampingi suami  sebagai ASN, baik dalam suka  maupun  duka,”  tuturnya.

Narasumber dalam seminar tersebut yakni dr.  Dwi  Harjo  Suyanto,  Sp.KJ, menyebut bahwa tingkat  stres  wanita  di  Kotim  lebih  tinggi  jika  dibandingkan  pria.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  meningkatnya  angka  konsultasi  kejiwaan  di  Kotim,  di  mana  mayoritas  pasiennya  adalah  perempuan. 

“Beberapa  faktor  yang  menyebabkan  perempuan  lebih  rentan  mengalami  stres, misalnya ibu  rumah  tangga, adanya hubungan  yang  kurang  harmonis  dengan  keluarga  dekat, seperti dengan suami,  anak,  mertua,  ipar dan lainnya,” terangnya. 

Menurutnya, ada  beberapa  model  kunjungan  ke  psikolog, mulai dari konsultasi  psikologi  saja,  konsultasi  psikologi  dan  dokter  anak,  ada juga  yang melakukan konsultasi ke psikologi  dan  psikiatri yang biasanya disertai dengan obat-obatan. (dk)