Cegah Konflik Buaya dan Manusia, Ini Upaya BKSDA Sampit

Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah saat memasang papan peringatan keberadaan buaya di Kecamatan Teluk Sampit, belum lama ini.
TINTABORNEO, Sampit – Sebagai tindak lanjut adanya serangan buaya terhadap warga belum lama ini. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit gencar melakukan pemasangan spanduk himbauan dan peringatan di lokasi rawan.
“Pemasangan spanduk ini dilakukan di lokasi-lokasi yang rawan atau pernah dilaporkan kemunculan buaya, sebagai upaya untuk mencegah konflik buaya dan manusia,” kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah, Minggu (3/11).
Sebelumnya, pada Senin (22/10) lalu salah satu warga di Desa Parebok, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotim ditemukan tak bernyawa setelah diterkam buaya besar saat mandi di sungai.
Dengan dipasangnya spanduk himbauan ini, diharapkan bisa mencegah kejadian serupa terulang kembali. Ada enam spanduk yang dipasang di berbagai lokasi, yakni Desa Ganepo, dermaga penyeberangan Desa Makarti Jaya, Sungai Sapihan Kelurahan Samuda Kota dekat SMA 1 Samuda, Sungai Handil Sohor Desa Handil Sohor dan Sungai Parebok Desa Parebok.
“Pemasangan spanduk himbauan ini merupakan kegiatan rutin kami pada akhir dan awal tahun, lantaran pada waktu itu potensi konflik buaya dan manusia meningkat sehubungan dengan musim hujan,” terangnya.
Lanjutnya, sejak peralihan musim kemarau ke musim hujan biasanya menjadi musim kawin dan bertelur buaya. Dalam kondisi ini buaya biasanya menjadi lebih sensitif, agresif atau mudah menyerang, sarwa itu juga lebih sering muncul ke permukaan.
“Makanya, pada akhir dan awal tahun kami rutin memasang spanduk dan mengecek lokasi-lokasi yang sebelumnya sudah kami dipasang, apabila ada kerusakan akan kami ganti yang baru,” ujarnya.
Muriansyah menyebutkan, ada sekitar 40 hingga 50 titik pemasangan spanduk himbauan waspada buaya yang tersebar di Kotim dengan jumlah spanduk mencapai ratusan, karena setiap spanduk yang rusak akan diganti baru.
“Rata-rata lokasi pemasangan spanduk berada di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Mentaya, terutama Kecamatan Teluk Sampit, Pulau Hanaut, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Selatan, Mentawa Baru Ketapang, Baamang dan Cempaga,” ungkapnya.
Walau terkesan sederhana, menurutnya pemasangan spanduk ini dinilai cukup efektif untuk mengedukasi dan mengingatkan warga agar lebih waspada ketika berada di lokasi yang rawan kemunculan buaya.
“Masyarakat banyak bersyukur adanya spanduk himbauan ini, karena terkadang mereka yang terbiasa beraktivitas di sekitar sungai lupa kalau di situ ada buaya setelah melihat spanduk mereka jadi lebih waspada,” bebernya.
Beberapa poin dalam imbauan itu antara lain, tidak membuang bangkai binatang ke sungai, tidak memelihara ternak di atas atau tepi sungai seperti ayam, bebek, dan semacamnya, serta tidak membuang sampah rumah tangga ke sungai. (ri)