Dorong Pemanfaatan Pangan Lokal dan Cegah Stunting

|
<p>Dewan juri saat melakukan penilaian pada kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA 2024.</p>

Dewan juri saat melakukan penilaian pada kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA 2024.


TINTABORNEO, Sampit – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)  terus berupaya meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui Lomba Cipta Menu Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) Kotim Tahun 2024 yang belum lama ini telah digelar. 

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim Sepnita,  menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan konsumsi pangan B2SA dan mendorong pemanfaatan sumber daya pangan lokal.  

“Pengembangan diversifikasi pangan dan peningkatan kualitas konsumsi pangan adalah salah satu upaya yang terus dilakukan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul,” ujar Sepnita.

Sepnita menambahkan bahwa konsumsi pangan B2SA dapat diwujudkan dengan menerapkan pola konsumsi makanan yang tepat, mengandung zat gizi lengkap sesuai kebutuhan tubuh, dan seimbang di antara kelompok pangan yang tersedia.  

“Kualitas pangan harus memperhatikan cita rasa, daya cerna, daya terima masyarakat,  serta kemampuan daya beli masyarakat,” tambah Sepnita.

Dia juga menekankan pentingnya konsumsi pangan B2SA untuk mengatasi masalah gizi ganda, yaitu kekurangan dan kelebihan gizi.  “Salah satu permasalahan gizi yang menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah stunting,  yaitu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak tumbuh lebih pendek dari usianya,” jelas Sepnita.

Dijelaskan bahwa upaya untuk mengatasi stunting memerlukan perhatian multi-dimensi. Bukan hanya karena faktor gizi buruk pada ibu hamil atau balita, tetapi juga gizi pada remaja putri yang kelak menjadi ibu. 

Melalui Lomba Cipta Menu B2SA, masyarakat,  khususnya ibu rumah tangga, diharapkan dapat menyediakan menu yang memenuhi kriteria B2SA dan memanfaatkan sumber daya pangan lokal seperti sagu, jagung, singkong,  ubi jalar, pisang, dan berbagai bahan pangan lainnya yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan.  

“Kegiatan ini juga bertujuan untuk memotivasi masyarakat agar memahami pentingnya konsumsi pangan yang bergizi, seimbang, dan aman dengan memanfaatkan hasil potensi alam daerah,” ujar Sepnita.

Sepnita berharap pemanfaatan bahan pangan lokal dapat meningkatkan kualitas konsumsi pangan sekaligus membantu menambah pendapatan rumah tangga. (dk)