Teror Ketuk Pintu Hantui Warga Sampit, Namun Tidak Ada Wujudnya

Ilustrasi
TINTABORNEO, Sampit – Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), khususnya Kota Sampit, tengah dilanda keresahan dan ketakutan akibat aksi teror ketuk pintu yang terjadi hampir setiap tengah malam. Fenomena aneh ini membuat warga semakin waspada dan bingung karena setiap kali pintu diketuk, tidak ada orang di depannya.
Laili, warga Jalan Jenderal Sudirman, Kilometer 7, Perumahan Bina Karya, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kota Sampit, mengungkapkan bahwa dirinya dan warga setempat telah mengalami kejadian serupa beberapa hari belakangan ini.
“Kejadiannya sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Pintu rumah saya diketok, tapi saat dilihat tidak ada siapa pun di depannya,” ungkap Laili, Senin, (22/7).
Kejadian serupa juga dilaporkan terjadi di Jalan DI Panjaitan, tepatnya di kawasan Pasar Keramat dan Taman Kota. Beberapa malam terakhir, sejumlah warga di daerah tersebut mengalami aksi teror ketuk pintu yang sama, menyebabkan ketakutan di kalangan warga.
Peristiwa ini diketahui terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Sudah lima kali rumah warga diketok, tetapi orangnya tidak pernah terlihat.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di dua lokasi tersebut. Aksi serupa juga dilaporkan di beberapa tempat lain, seperti Kecamatan Seranau dan Jalan Ir Soekarno Hatta. Rudi, warga Jalan Ir Soekarno Hatta, menjelaskan bahwa hampir setiap rumah di jalan tersebut mengalami kejadian yang sama, terutama antara pukul 02.00 – 03.00 WIB dini hari.
“Di Jalan Ir Soekarno Hatta, hampir setiap rumah mengalami kejadian ini. Yang mengetok pintu rumah warga tidak ada wujudnya,” ujar Rudi.
Meskipun beberapa warga telah mencoba memeriksa rekaman CCTV, hasilnya tetap sama, tidak ada sosok atau wujud yang terlihat di depan pintu saat diketuk. Kejadian ini semakin membuat warga merasa was-was dan takut, terutama karena tidak ada penjelasan yang jelas mengenai penyebab fenomena tersebut.
Fenomena ini menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan masyarakat, mulai dari hal-hal mistis hingga dugaan adanya ulah iseng dari seseorang atau sekelompok orang. Namun, tanpa bukti konkret, semua spekulasi tersebut masih menjadi teka-teki. (li)