Antisipasi El Nino, Jokowi Bagikan Pompa Untuk Petani di Kotim

|
<p>Presiden RI, Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Bupati Kotawaringin Timur, Halikinnor saat meninjau penyaluran pompa air untuk petani di Desa Bapeang, Kecamatan MB Ketapang, Kotim, Rabu (26/6).</p>

Presiden RI, Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Bupati Kotawaringin Timur, Halikinnor saat meninjau penyaluran pompa air untuk petani di Desa Bapeang, Kecamatan MB Ketapang, Kotim, Rabu (26/6).


TINTABORNEO, Sampit – Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo meninjau pemberian bantuan pompa air untuk pengairan sawah dan pertanian atau pompanisasi di Desa Bapeang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

“Jadi saat ini hampir semua negara itu terjadi panas dan kekeringan panjang, sehingga semua negara itu produktifitasnya turun dan logistik berasnya turun,” kata Jokowi, Rabu (26/6).

Hal itu disampaikan Jokowi saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Kotim didampingi Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran dan Bupati Kotim, Halikinnor.

Lanjut, Jokowi menyampaikan banyak negara yang sebelumnya mengekspor beras. Namun, dengan adanya El Nino atau kekeringan panjang ini, sehingga beras itu digunakan untuk negera itu sendiri.

Sedangkan untuk di Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan pada Juli, Agustus, September dan Oktober akan terjadi panas atau kekeringan.

“Dalam mengantisipasi itu, makanya kita siapkan pompanisasi ini. Untuk di Kotim saat ini sudah dibagikan tepatnya sebanyak 31 pompa untuk 435 hektare dengan target seharusnya 7.600 hektar, sehingga kebutuhan pompa ini akan diusahakan terus oleh Kementan agar semuanya tercukupi,” ungkapnya.

Jokowi menambahkan, pompa ini tidak hanya dibagikan di Kabupaten Kotim saja, melainkan akan dibagikan di seluruh Indonesia dengan total target sebanyak 70.000 pompa.

“Pompa ini kita bagikan dengan tujuan yang biasanya sawahnya lebih tinggi daripada air itu bisa menggunakan pompa ini. Hal kecil sebenarnya pompa ini, akan tetapi dampaknya sangat krusial apabila tidak ada,” jelasnya.

Menurutnya, dengan adanya program pompanisasi ini produktifitas para petani menjadi meningkatkan dan hal tersebut sangat bagus.

“Selanjutnya masalah-masalah yang berkaitan yaitu seperti pupuk agar bisa dilaksanakan tepat waktu,” pungkasnya. (ri)