APKASI Luncurkan Program BIE-D dan BLN Untuk Putra Putri Daerah
TINTA BORNEO, Sampit – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) yang juga menjadi Koordinator Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Wilayah Kalteng, Halikinnor bersama anggota APKASI Wilayah Kalteng beserta SOPD terkait, menggelar Rapat Koordinasi tentang program Beasiswa Indonesia Emas Daerah (BIE-D), di Aula Rujab Bupati Kotim.
APKASI sebagai Organisasi Pimpinan Daerah senantiasa aktif berkolaborasi dengan pemerintah dan Non Governmental Organization (NGO) untuk mewujudkan pembangunan daerah melalui serangkaian agenda program utamanya di bidang pendidikan.
“Kita ketahui, bahwa negara kita masih terdapat permasalahan krusial terkait kesenjangan bidang pendidikan, baik karena faktor sosial, ekonomi, maupun geografi yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia daerah khususnya wilayah luar jawa,” kata Halikinnor, Senin (5/2).
Lanjutnya, terdapat banyak hal yang mempengaruhi kesenjangan tersebut diantaranya kesempatan masyarakat untuk menempuh pendidikan tinggi yang belum sepenuhnya merata, adapun proses pendidikan ini merupakan manifestasi pembangunan dalam membekali keterampilan dasar SDM daerah untuk berkembang dan memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional.
“Untuk mengatasi itu, saya mendapatkan amanat dari APKASI untuk menyampaikan salah satu program strategis bidang pendidikan yakni program BIE-D berkolaborasi dengan 21 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan program Beasiswa Luar Negeri (BLN) yang bekerja sama dengan Pemerintah Tiongkok, China,” ucapnya.
Adapun 21 PTN telah memberikan kesempatan dan kepercayaan bagi daerah untuk mengalokasikan kuota masuk sebanyak 9.000 bagi putra putri terbaik daerah agar dapat menempuh pendidikan tinggi dalam negeri dan kuota BLN tiongkok serta ke mesir.
“Tentu saja peluang ini perlu kita maksimalkan melalui bantuan beasiswa daerah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024 dengan mengacu pada kemampuan daerah masing-masing,” jelasnya.
Untuk itu, program BIE-D baik dalam negeri maupun luar negri ini, diharapkan menjadi agenda jangka panjang menuju Indonesa Emas Tahun 2045 untuk mempersiapkan siswa siswi terdidik yang bersiap sebagai agent of change bagi pembangunan di daerah. (ri)