RSUD dr Murjani Sampit Siaga Hadapi Lonjakan Pasien

|
<p>Terjadi lonjakan pasien di RSUD dr Murjani Sampit. (IST)</p>

Terjadi lonjakan pasien di RSUD dr Murjani Sampit. (IST)


TINTA BORNEO, Sampit – Menanggapi sejumlah keluhan dari masyarakat yang viral terkait pelayanan rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Murjani Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Direktur RSUD dr Murjani Sampit Sutriso angkat bicara dan menyebutkan saat ini rumah sakit alami pelonjakan pasien.

“Pertama kita saat ini mengalami apa yang namanya lonjakan pasien. Apalagi sekarang kita ada pasien DBD kemudian mobily, sehingga pasien di RSUD dr Murjani Sampit lumayan banyak,” ujarnya, Rabu 17 Januari 2024.

Ia bahkan membeberkan jumlah kunjungan poli saat ini kerap kali melebihi batas maksimal pelayanan per dokter. Poli yang biasanya sampai 200 per hari, sekarang menjadi 400 sampai dengan 500.

“Kemudian IGD yang biasanya 20 sampai 30 sekarang sampai 70 sampai 100, rawat inap yang biasanya 100 sampai 150 sekarang di atas 200. Inilah lonjakan yang terjadi setelah selesai Covid-19, saya berharap ini adalah kesadaran masyarakat untuk berobat,” ucapnya.

Akan tetapi kata Sutriso, selain mengalami lonjakan pasien, saat ini pihaknya memang tengah membenahi sejumlah sarana dan prasarana yang harus bertahap karena dampak Covid-19 dan pihaknya juga baru memindahkan pelayanan ke gedung baru.

“Ini kaitannya pada sumber daya manusia dan juga sarana prasarana perlu penataan, tapi saya terima kasih atas kritikan. Karena saya memang berharap adanya rasa memiliki dari masyarakat, karena RSUD dr Murjani adalah rumah sakit plat merah yang memberikan pelayanan bukan menjual pelayanan sebagai kewajiban pemerintah daerah. Namun memang karena COVID lalu kita harus banyak melakukan perbaikan-perbaikan misalnya digitalisasi,” jelasnya.

Dulu lanjut Sutriso, pasien antri dari pukul 06.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB. Sekarang sudah ada antrian online, namun pihaknya juga melihat keadaan dari masyarakat, mungkin tidak ada signal didaerahnya, gaptek ataupun tidak memiliki android.

“Sehingga disamping melakukan JKN online kita juga berlakukan kios anjungan pendaftaran mandiri (APM), akan tetapi sekarang ini masih harus kita pandu terlebih dahulu untuk masyarakat mengisinya karena ada yang kesusahan terutama pasien lansia, contohnya untuk mengisi NIK cukup panjang,” beberny.

Sebenarnya ungkap Sutriso, jika menggunakan JKN online tiga sampai empat langkah sudah selesai, karena tinggal membuka aplikasi, pilih tujuan kemana, pilih dokter dan selesai. Dan masyarakat juga bisa melihat di aplikasi tersebut akan dilayani jam berapa, misal jam 10.00 WIB, jadi masyarakat bisa datang jam 09.00 WIB.

“Tapi yang namanya perpindahan antara manual ke online memang perlu waktu.
Kalau dulu mendaftar dilakukan di lantai dua, dan sebelumnya pasien kita berikan nomor antrian sekarang tidak lagi. Dengan JKN mobile dan kios APM itu langsung ke poli-poli. Jadi tidak lagi bolak balik. Cuma sekarang ini yang dulu masing-masing poli 10 sampai 20, sekarang mencapai 50 bahkan lebih, itulah akhirnya bisa menunggu lama,” ucapnya. (*/red)